Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamcho Rinpoche, beliau lahir pada tahun 1931 di daerah Kongpo, Tibet Selatan. Selang dua tahun kemudian, Yang Mulia Dalai Lama ke-13 menyatakan bocah kecil yang baru berusia 2 tahun itu sebagai kelahiran kembali dari Dagpo Lama Jamphel Lundrup. Dagpo Rinpoche mulai studi di Biara Bamchoe ketika menginjak usia 6 tahun, menelusuri sutra dan tantra, kemudian belia u melanjutkan studi di Dagpo Shedrup Ling (Dagpo Dratsang) ketika genap berumur 13 tahun. Dagpo Dratsang didirikan oleh Jey Lodro Tenpa yang merupakan penerus garis silsilah ke-6 dari Jey Tshongkhapa. Dagpo Dratsang memiliki kualifikasi tinggi dalam semua topik pelajaran, terutama fokus pada ajaran Lam-rim atau Jalur bertahap menuju pencerahan.
Dagpo Rinpoche belajar dengan 34 guru Buddhis, terutama Kyabje Ling Rinpoche dan Kyabje Trijang Rinpoche, dan Yang Mulia Dalai Lama ke-14, Ling Rinpoche dan Trijang Rinpoche adalah tutor senior Yang Mulia Dalai Lama ke-14. Dagpo Rinpoche termasuk beberapa Rinpoche yang mewariskan cukup banyak transmisi ajaran Buddha pada zaman ini. Waktu itu, Rinpoche masih menetap di Gomang Dratsang, pada tahun 1959 ketika terjadi invasi komunis, Rinpoche mengikuti Dalai Lama lari ke India dalam pengasingan. Pada tahun 1978, Rinpoche mendirikan Pusat Dharma dengan nama Guepele Tchantchoup Ling di Paris, beliau memberikan banyak pelajaran dharma ekstensif di Paris, kemudian Rinpoche juga sering di undang ke Pusat Dharma di Itali, Swiss, Belanda, Belgia, Inggris, Kanada, Amerika, India, Indonesia, dan Malaysia.
Dagpo Rinpoche merupakan pewaris silsilah sangat panjang dari zaman dahulu hingga saat ini, silsilah ini mencakup seorang praktisi bernama Taktunu hidup di zaman Buddha, seorang praktisi yang rela menjual dagingnya sendiri demi memberikan pesembahan kepada guru spiritualnya. Silsilah lain mencakup Yogi Virupa, Gunaprabha, dan Suvarnadvipa Dharmakirti (Lama Serlingpa), Lama Serlingpa merupakan guru utama Atisha Dipamkara Shrijnana. Lama Serlingpa mewariskan ajaran Bodhicitta yang berasal dari silsilah Maitreyademikian pula silsilah dari Manjushri kepada Atisha, silsilah ajaran Maitreya yakni “Tujuh Poin Instruksi untuk Membangkitkan Bodhicitta”; kemudian silsilah ajaran Manjushri yakni “Menukarkan diri sendiri dengan mereka yang lain”. Guru murid antara Lama Serlingpa dan Atisa bertemu kembali, ketika Atisha terlahir sebagai Pabongkha Rinpoche dan menerima pelajaran Bodhicitta dari Dagpo Jamphel Lhundrup (Silsilah Dagpo Rinpoche yang sebelumnya).
Di kalangan Tibet, Dagpo Rinpoche juga disebutkan sebagai kelahiran kembali dari Marpa Lotsawa (penerjemah masyur zaman Tibet kuno), Marpa Lotsawa yang merupakan pendiri tradisi Buddhis Kagyu di Tibet dan Marpa juga-lah yang membimging Jetsun Milarepamerealisasi pencerahan melalui berbagai latihan sukar. Di zaman sekarang ini, Rinpoche juga tercatat dalam silsilah kelahiran sebelumnya sebagai Kepala Biara Dagpo Sehdrup Ling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar